Geografi Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, Benarkah?

Geografi Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, Benarkah?

Geografi Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, Benarkah? – Ketertarikan penulis pada ilmu Geografi ini diawali saat berada di Sekolah Dasar. Pastinya disaat bapak Guru IPS dalam pembelajaran dikelas sering melakukan cerdas cermat tentang pengetahuan geospasial Indonesia, seperti pertanyaan “dimana letak Danau Toba?”, “sungai terpanjang di Pulau Jawa?”, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang, Guru meminta murid untuk menggambarkan peta buta sebuah Negara atau Provinsi tertentu.

Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, materi Geografi masuk kedalam muatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dapat dilihat dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 yang menyatakan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah wajib memuat mata pelajaran salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (Pasal 37,1f) dan pada aturan pendukungnya yang terdapat dilampiran Permendikbud No.21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa geografi masuk kedalam Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial (point 6.1 dan 6.3). Itulah kenapa dalam Ujian Nasional (UN) 2019 dan UN sebelumnya, Geografi dikelompokkan sebagai Peminatan Ilmu Pengatahuan Sosial untuk jenjang SMA.

Geografi Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, Benarkah?

Pertanyaannya, pantaskah geografi menjadi bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial? Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan memberikan lima argumen sebagai pengukurnya. pokerasia

Argumen pertama adalah dari arti kata Geografi yang tidak mencerminkan sebagai ilmu sosial. Arti kata geografi diambil dari bahasa Yunani yaitu geographia. Kata ini terdiri dari kata geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti tulisan/ uraian. Geo sendiri merupakan objek yang dipelajari yang umumnya disebut sebagai fenomena Alam atau geosfer. Sedangkan Graphien sebagai kata kerja yang menuntut orang untuk paham mengenai fenomena Geosfer untuk menjawab apa, dimana, mengapa, kapan, dan bagaimana sesuatu di Bumi itu bisa terjadi. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.

Kedua, Geosfer yang merupakan objek material geografi merupakan wujud dari fenomena alam /natural yang terjadi pada Bumi. Geosfer/fenomena tersebut berupa lapisan dalam bumi atau Litosfer, lapisan air bumi atau hidrosfer, lapisan udara atau atmosfer, fenomena mahluk hidup bumi atau biosfer, dan fenomena manusia di bumi atau antroposfer.

Ketiga, Geografi adalah Induk dari berbagai variasi ilmu Pengetahuan. Pembelajaran mengenai fenomena litosfer menghasilkan ilmu pengetahuan mengenai geomorfologi, geologi, dan pedologi. Demikian pula dalam mempelajari Fenomena atmosfer menghasilkan keilmuan meteorology dan klimatologi. Fenomena hidrosfer untuk mempelajarinya membuahkan ilmu hidrologi, dan oseanografi. Fenomena biosfer membuahkan keilmuan bidang ekologi, biogeografi berupa zoobiogeografi dan fitobiogeografi. Demikian pula antrosfer yang dipelajari dengan detail melalui ilmu kependudukan/demografi, geografi kota, dan sebagainya.

Keempat, Ilmu Geografi adalah merupakan keilmuan yang terukur (the measure is tangible) baik menyangkut aktivitas yang dilakukan maupun metodologinya. Aktivitas yang umum dilakukan oleh para geographer untuk meneliti merupakan kegiatan-kegiatan yang menuntut observasi keruangan menyeluruh yang dilengkapi dengan bukti-bukti empiris. Kegiatan yang dilakukan adalah seperti pengukuran lahan, pemetaan, penginderaan jauh baik melalui satelit atau foto udara ataupun drone, sensus untuk pengukuran demografi, dan sebagainya. hasil analisa yang dilakukan umumnya adalah kuantitatif. Hal ini berbeda dengan ilmu sosial yang sebagian besar hasil analisanya adalah kualitatif.

Kelima, pendekatan yang dilakukan dalam mempelajari geosfer adalah dengan melihat karakteristik sistem, interaksi, dan gejalanya melalui pendekatan sistem Keruangan, sistem Lingkungan (ekologi), dan pendekatan kompleks. Pendekatan sistem keruangan dilakukan dengan mempertimbangkan unsur Jarak, Interaksi dalam ruang, dan Distribusinya. Pendekatan sistem lingkungan dilakukan melalui pengkajian interaksi antar organisme dalam lingkungan atau antara organisme dengan lingkungannya. Pendekatan kompleks dilakukan dengan melihat adanya perbedaan dan perencanaan dalam suatu wilayah yang kompleks sebagai perpaduan antara pendekatan keruangan dan lingkungan. Pendekatan ini digunakan umumnya untuk pembangunan dalam bentuk dokumen Rencana Tata Ruang.

Penerapan Geografi sebagai ilmu pengetahuan sosial merupakan kebijakan yang memutarbalikkan fakta dan merubah core business ilmu kebumian. Hal ini berakibat rendahnya Critikal thinking dan kepedulian terhadap permasalahan Bumi yang sangat sukar dipahami jika dilakukan dengan pendekatan ilmu sosial yang manusia sentris. Fenomena-fenomena geosfer yang ada disekitar seyogyanya sedari sekolah dasar dipahami sebagai ilmu alam sehingga hafalan-hafalan geospasial Indonesia yang diajarkan Bapak Guru tadi dimaknai sebagai potensi alam dalam kaidah Bumi sebagai sebuah sistem dalam ruang, sistem dalam lingkungan, dan sistem yang kompleks. Dengan demikian, kiranya perlu kita evaluasi dalam sistem pendidikan nasional karena Geografi tidak tepat sebagai bagian dari muatan Ilmu Pengatahuan Sosial.

– Tujuan dan Fungsi Geografi

Adapun tujuan dan fungsi geografi yang menjadi dasar pembelajaran geografi ada tiga macam, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Geografi Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial, Benarkah?

Sebagai ilmu pengetahuan, geografi mempunyai tujuan mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan pola keruangan dan prosesnya; mengembangkan pengetahuan, peluang dan keterbatasan sumber daya alam untuk dimanfaatkan; mengembangkan konsep dasar geografi yang terkait dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara atau dunia.

Sebagai keterampilan, geografi bertujuan mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan; mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan; mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

Sebagai sikap, geografi mempunyai tujuan menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar; mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup; mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya; mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya; mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Pendekatan Geografi

Kajian geografi sudah dilakukan orang dengan cara pendekatan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Teks Eksposisi Pandangan filsafat turut berpengaruh, perubahan paradigma yang dianut menjadi penentu cara kerja atau metode serta sasaran menjadi perhatian utama geografi.

Menurut Pattison pendekatan geografi digolongkan pada empat hal berikut.

– Tradisi keruangan; pusat perdebatan pada persoalan geometri, hubungan keruangan dan juga perpindahan keruangan. Hal ini memfokuskan sifat keruangan melekat pada tiap-tiap fenomena yang ada di muka bumi. Masalah keruangan pada kehidupan moderen lebih kompleks dan kudu pendekatan ”special organization”. Nilai terapan geografi dapat lebih banyak dipakai didalam aktivitas perencanaan analisis persoalan keruangan dan pemanfaatannya.

– Tradisi studi wilayah; yang perhatiannya terpusat pada anggota karakteristik esensial tempat-tempat atau kawasan fakta. Secara kartografi berasal dari satu area ke area lain.

– Tradisi pertalian manusia dan alam; perhatiannya terpusat pada pertalian manusia dengan lingkungannya. Hubungan udara, air, situasi alam, dan tempat-tempat pengaruhnya pada kebugaran manusia.

– Tradisi ilmu kebumian; perhatiannya terpusat pada usaha membatasi tanda-tanda permukaan bumi, faktor situasi alamnya, gejala-gejala, sifat, dan proses alam di bumi. Hal ini membuahkan geografi fisis, dan lihat kenyataan berjalan cabang pengkhususan geografi yang banyak menjadi menyempit. Contoh: ilmu kebumian menjadi geologi, oseanologi, meteorologi, dan astronomi.

Objek Studi Geografi

Objek geografi antara lain sebagai berikut:

atmosfer (udara yang menyelimuti bumi), litosfer (kulit bumi), pedosfer (lapisan tanah di permukaan bumi), dan hidrosfer (air di permukaan bumi);

biosfer (kehidupan flora dan fauna di muka bumi) dan antroposfer (manusia di bumi);

perkiraan bentang lahan dan bentang sosial dan budaya baik di perkotaan maupun perdesaan; keberagaman hubungan manusia dengan lingkungannya sebagai akibat budaya dan teknologi; hubungan manusia dengan segala proses yang ada di muka bumi yang merupakan pendekatan ekologi.